Kajian
Puisi : Makna Puisi Tragedi Winka & Sihka
Puisi
Sutardji adalah membebaskan kata-kata. Dari penggunaan gaya bahasa pada
puisi-puisi sutardji, dapat dilihat bahwa sutardji adalah seorang penyair
kontemporer yang banyak memberi andil kepada perkembangan bahasa Indonesia. Ia
tidak lagi bertahan pada gaya bahasa personifikasi untuk mendapatkan pengucapan
puitik. Pengalaman puitik itu ia dibangun dengan gaya bahasa mantera dalam
segala variasinya. Kata-katanya dalam puisi bagi saya mengandung daya magis
yang ditata begitu baik dalam hal penundaan makna puisi. Sutardji begitu lihai
mengelaborasi kata-kata sederhana menjadi sebuah gambaran nyata akan tragedi
dan penderitaan. Ia mengajak kita untuk menelusuri fenomena sekitar kita dengan
cara sastra. Untuk dapat memberikan makna pada setiap puisi Sutardji tidaklah
mudah karena memang puisi Sutardji berbeda dengan puisi-puisi umumnya. Puisi
sutardji termasuk puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang bebas dari
kungkungan makna leksikal, sehingga deret kata atau kalimatnya sering tidak
bermakna leksikal (makna kamus). Bahkan kadang – kadang kata – kata yang
digunakan tidak ada didalam kamus ataupun ujaran. Sutardji membebaskan
makna dari makna, terkadang hanya ingin mengutarakan bunyi melalui perasaan
(mengkonkretkan perasaan). Berikut adalah makna dari kata-kata dalam puisi
“Tragedi Winka & Sihka” karya Sutardji Calzoum Bahri.
Puisi
“Tragedi Winka & Sihka” karya Sutardji Calzoum Bachri
Kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Arti kata dalam
puisi “Tragedi Winka dan Sihka”
Arti
Judul
· Tragedi : sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita
kesengsaraan lahir dan batin yg luar
biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg menyedihkan. (KBBI)
· Winka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak
ditemukan, tetapi saya mencari di sumber lain yaitu
memalalui internet membuka situs Google
mencari kata winka dalam puisi sutardji yaitu kata winka merupakan kata
nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna
yaitu kata yang dibalik dari kata kawin menjadi winka, yang menurut Rachmat
Djoko Pradopo yaitu Bila
kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.
· Dan :
konjungsi atau kata penghubung. (buku EYD)
· Sihka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak
ditemukan. tetapi saya mencari di sumber lain yaitu
memalalui internet membuka situs Google
mencari kata winka dalam puisi sutardji yaitu kata winka merupakan kata
nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu
kata yang dibalik dari kata kasih menjadi sihka, yang menurut Rachmat Djoko
Pradopo yaitu Bila
kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.
Isi Puisi
· Kawin : 1 v membentuk keluarga dng lawan jenis; bersuami atau beristri;
menikah: ia-- dng
anak kepala kampung; 2 v melakukan hubungan
kelamin; berkelamin (untuk hewan); 3 v cak bersetubuh: -- sudah, menikah belum; 4 n perkawinan. (KBBI)
· Ka :
Nama huruf K. (KBBI) Di google kata ka (ka - win) dalam puisi
sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata menjadi dua penggalan suku kata yaitu ka – win.
Sebenarnya kata ka ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi
oleh penyair diberi makna.
· Win :
Tidak ada dalam KBBI, tetapi saya mencari di google kata win pada penggalan kata ka-win dalam puisi
sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata kawin menjadi dua penggalan
suku kata yaitu ka – win. Sebenarnya kata win ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna)
tetapi oleh penyair diberi makna.
· Winka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak
ditemukakan, tetapi saya mencari di sumber lain
yaitu memalalui internet membuka situs Google mencari kata winka dalam puisi
sutardji yaitu kata winka merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai
makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu kata yang dibalik dari kata kawin
menjadi winka, yang menurut Rachmat Djoko Pradopo yaitu Bila kata-kata
dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya “perceraian
atau perpisahan”.
· Sihka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
winka tidak ditemukan, tetapi saya mencari di sumber lain yaitu
memalalui internet membuka situs Google
mencari kata sihka dalam puisi sutardji yaitu kata sihka merupakan kata
nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna
yaitu kata yang dibalik dari kata kasih menjadi sihka, yang menurut Rachmat
Djoko Pradopo yaitu Bila
kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya
“kebencian”.
· Ka – Sih : perasaan sayang (cinta, suka).
(KBBI)
· Sih : kata penambah atau penegas dl kalimat tanya,
menyatakan masih bimbang atau
belum pasti benar; gerangan: siapa -- yg mengambilnya?. (KBBI). Di google kata sih pada penggalan kata
sih - ka dalam puisi sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata menjadi dua penggalan suku kata yaitu
penggalan kata sih – ka yang kata aslinya yaitu ka - sih . Sebenarnya kata sih
ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna.
· Ka : Nama huruf K. (KBBI). Di google kata ka (ka - win) dalam puisi
sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata menjadi dua penggalan suku kata yaitu ka – win.
Sebenarnya kata ka ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi
oleh penyair diberi makna.
· Ku : 1. Bentuk ringkas dari pronomina
persona pertama; 2. Bentuk klitik aku sebagai penunjuk, pemilik, tujuan: kuambil; rumahku; memukulku.
(KBBI)
Penjelasan Puisi “Tragedi Winka dan sihka”
Puisi
“Tragedi Sihka dan Winka” memang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu keadaan
dalam fragmen kehidupan nyata. Kata kawin, kasih, winka, sihka, ka – win, dan
ka – sih, ku adalah tanda-tanda bermakna, sutardji membuat puisi ini berbeda
dengan puisi pada umumnya, yaitu dengan menggunakan hanya dua kata akan tetapi
bermakna, yaitu dari dua kata tersebut kawin dan kasih, Sutardji membalik kata
tersebut sehingga menjadi winka dan sihka dan dalam puisi Sutardji juga
menggunakan pemenggalan kata dari kata kawin dan kasih menjadi ka-, win-, ka-,
sih- yang menurut pengarang mempunyai makna tersendiri. Kata kawin dan kasih
yang dibalik menjadi winka dan sihka menjadikan makna yang berbeda pula yaitu
sebagaimana menurut Rachmat Djoko Pradopo “Bila
kata itu utuh, sempurna seperti aslinya, maka arti dan maknanya sempurna. Bila
kata-kata dibalik, maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.”
Berarti dalam puisi sutardji “Tragedi Winka dan Sihka” yaitu terdapat kata
kawin dalam kamus besar bahasa indonesia yang berarti membentuk keluarga dng lawan jenis;
bersuami atau beristri; menikah yang mengandung makna kebahagiaan, sedangkan
kata kawin dibalik menjadi winka memiliki arti yang berlawanan dengan kawin
yaitu kesengsaraan dan perceraian sedangkan kata kasih berarti perasaan sayang
dan cinta, kata kasih dibalik menjadi sihka yang menurut Rachmat Djoko Pradopo
jika kata tersebut dibalik maka maknanya pun berbalik pula, yaitu kata sihka
yang mempunyai makna kebencian lawan dari kata kasih. Bila kawin dan
kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi nyata yang terdapat dalam kehidupan
sesuai dengan judul puisi ini yaitu “Tragedi Winka dan Sihka”. Dalam puisi
sutardji ini selain kata-katanya yang dibalik terdapat pula kata kawin dan
kasih yang dipenggal menjadi dua suku kata yaitu kata ka-, win-, ka-, sih-. Kata
kawin dipenggal menjadi dua suku kata, ka-win yang berarti perkawinan yang
diliputi kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, sedangkan sutardji juga sengaja
memenggal kata kasih menjadi ka-, sih-, yang berarti perasaan sayang dan cinta
menjadi kebalikan seperti makna dari sihka yaitu kebencian, pemenggalan kata dan pembalikkan
kata yang berarti sudah menjadi tidak utuh lagi dan tidak saling menyayangi dan
mencintai lagi dalam perkawinan, hal tersebut sering terjadi dalam kehidupan
nyata melalui puisi sutardji “Tragedi Winka dan Sinka”. Dalam
sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali
secara utuh hal itu memberi sugesti bahwa dalam kehidupan periode entah lima
tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu berjalan masih
penuh kebahagiaan, setelah itu puisi tersebut terjadi terjadi pembalikan kata
dan pemenggalan kata sehingga tidak menjadi utuh lagi sesuai dengan makna puisi
tersebut. Puisi
ini merupakan puisi sutardji yang salah satu bentuknya tidak beraturan,
Tipografi sajak tersebut berdasarkan konteks strukturnya beberapa kata terdapat
makna sebagai pengalaman hidup yang tidak menyenangkan sebagaimana kata kawin
dan kasih tersebut dipenggal dan dibalik sehingga mempengaruhi makna yang
berlawanan dan pemenggalan kata mengandung arti pemisahan-pemisahan makna yang
tidak menjadi utuh lagi dalam arti perkawinan dan kasih pada puisi sutardji
tersebut, dalam puisi ini digambarkan sebagai susunan kata yang berbentuk
zigzag, berbelok-belok tajam yang mengandung arti perkawinan yang semula
mengalami kebahagiaan, saling mengasihi, menyayangi dan mencintai namun seiring
berjalannya waktu pernikahan tersebut mengalami keadaan yang berliku-liku
sesuai dengan tipografi puisi ini yaitu pernikahan tersebut sudah mulai berbahaya
dan pada akhirnya menimbulkan peristiwa yang menyedihkan dalam hidup seperti
kata yang terkandung dalam judul puisi yaitu tragedi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar