Cari Blog Ini

Selasa, 17 Februari 2015

Kajian Puisi Tragedi Winka dan Sihka Karya Sutardji Calzoum Bachri

Kajian Puisi : Makna Puisi Tragedi Winka & Sihka

Puisi Sutardji adalah membebaskan kata-kata. Dari penggunaan gaya bahasa pada puisi-puisi sutardji, dapat dilihat bahwa sutardji adalah seorang penyair kontemporer yang banyak memberi andil kepada perkembangan bahasa Indonesia. Ia tidak lagi bertahan pada gaya bahasa personifikasi untuk mendapatkan pengucapan puitik. Pengalaman puitik itu ia dibangun dengan gaya bahasa mantera dalam segala variasinya. Kata-katanya dalam puisi bagi saya mengandung daya magis yang ditata begitu baik dalam hal penundaan makna puisi. Sutardji begitu lihai mengelaborasi kata-kata sederhana menjadi sebuah gambaran nyata akan tragedi dan penderitaan. Ia mengajak kita untuk menelusuri fenomena sekitar kita dengan cara sastra. Untuk dapat memberikan makna pada setiap puisi Sutardji tidaklah mudah karena memang puisi Sutardji berbeda dengan puisi-puisi umumnya. Puisi sutardji termasuk puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang bebas dari kungkungan makna leksikal, sehingga deret kata atau kalimatnya sering tidak bermakna leksikal (makna kamus). Bahkan kadang – kadang kata – kata yang digunakan tidak ada didalam kamus ataupun ujaran. Sutardji membebaskan makna dari makna, terkadang hanya ingin mengutarakan bunyi melalui perasaan (mengkonkretkan perasaan). Berikut adalah makna dari kata-kata dalam puisi “Tragedi Winka & Sihka” karya Sutardji Calzoum Bahri.
Puisi “Tragedi Winka & Sihka” karya Sutardji Calzoum Bachri
Kawin
     kawin
          kawin
               kawin
                    kawin
                             ka
                        win
                       ka
                  win
                 ka
            win
           ka
      win
     ka
       winka
            winka
                 winka
                      sihka
                          sihka
                              sihka
                                      sih
                                    ka
                                 sih
                               ka
                            sih
                          ka
                       sih
                    ka
                 sih
              ka
                sih
                    sih
                       sih
                          sih
                              sih
                                  sih
                                      ka
                                          Ku

Arti kata dalam puisi “Tragedi Winka dan Sihka”
Arti Judul
·      Tragedi : sandiwara sedih (pelaku utamanya menderita kesengsaraan lahir dan batin yg luar biasa atau sampai meninggal); 2 ki peristiwa yg menyedihkan. (KBBI)
·    Winka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak ditemukan, tetapi saya mencari di sumber lain yaitu memalalui  internet membuka situs Google mencari kata winka dalam puisi sutardji yaitu kata winka merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu kata yang dibalik dari kata kawin menjadi winka, yang menurut Rachmat Djoko Pradopo yaitu Bila kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.
·      Dan : konjungsi atau kata penghubung. (buku EYD)
·   Sihka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak ditemukan. tetapi saya mencari di sumber lain yaitu memalalui  internet membuka situs Google mencari kata winka dalam puisi sutardji yaitu kata winka merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu kata yang dibalik dari kata kasih menjadi sihka, yang menurut Rachmat Djoko Pradopo yaitu Bila kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.

Isi Puisi
· Kawin : 1 v membentuk keluarga dng lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah: ia-- dng anak kepala kampung; 2 v melakukan hubungan kelamin; berkelamin (untuk hewan); 3 v cak bersetubuh: -- sudah, menikah belum; 4 n perkawinan. (KBBI)
·  Ka : Nama huruf K. (KBBI) Di google kata ka (ka - win) dalam puisi sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata menjadi dua penggalan suku kata yaitu ka – win. Sebenarnya kata ka ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna.
· Win : Tidak ada dalam KBBI, tetapi saya mencari di google kata win pada penggalan kata ka-win dalam puisi sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata kawin menjadi dua penggalan suku kata yaitu ka – win. Sebenarnya kata win ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna.
· Winka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak ditemukakan, tetapi saya mencari di sumber lain yaitu memalalui  internet membuka situs Google mencari kata winka dalam puisi sutardji yaitu kata winka merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu kata yang dibalik dari kata kawin menjadi winka, yang menurut Rachmat Djoko Pradopo yaitu Bila kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya “perceraian atau perpisahan”.
· Sihka : Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata winka tidak ditemukan, tetapi saya mencari di sumber lain yaitu memalalui  internet membuka situs Google mencari kata sihka dalam puisi sutardji yaitu kata sihka merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna yaitu kata yang dibalik dari kata kasih menjadi sihka, yang menurut Rachmat Djoko Pradopo yaitu Bila kata-kata dibalik maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya “kebencian”.
· Ka – Sih :  perasaan sayang (cinta, suka). (KBBI)
· Sih : kata penambah atau penegas dl kalimat tanya, menyatakan masih bimbang atau belum pasti benar; gerangan: siapa -- yg mengambilnya?. (KBBI). Di google kata sih pada penggalan kata sih - ka dalam puisi sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata  menjadi dua penggalan suku kata yaitu penggalan kata sih – ka yang kata aslinya yaitu ka - sih . Sebenarnya kata sih ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna.
· Ka : Nama huruf K. (KBBI). Di google kata ka (ka - win) dalam puisi sutardji yaitu penyair sengaja memisahkan kata  menjadi dua penggalan suku kata yaitu ka – win. Sebenarnya kata ka ini merupakan kata nonsense (kata yang tidak mempunyai makna) tetapi oleh penyair diberi makna.
·  Ku : 1. Bentuk ringkas dari pronomina persona pertama; 2. Bentuk klitik aku sebagai penunjuk, pemilik, tujuan: kuambil; rumahku; memukulku. (KBBI)

Penjelasan  Puisi “Tragedi Winka dan sihka”

Puisi “Tragedi Sihka dan Winka” memang dimaksudkan untuk menggambarkan suatu keadaan dalam fragmen kehidupan nyata. Kata kawin, kasih, winka, sihka, ka – win, dan ka – sih, ku adalah tanda-tanda bermakna, sutardji membuat puisi ini berbeda dengan puisi pada umumnya, yaitu dengan menggunakan hanya dua kata akan tetapi bermakna, yaitu dari dua kata tersebut kawin dan kasih, Sutardji membalik kata tersebut sehingga menjadi winka dan sihka dan dalam puisi Sutardji juga menggunakan pemenggalan kata dari kata kawin dan kasih menjadi ka-, win-, ka-, sih- yang menurut pengarang mempunyai makna tersendiri. Kata kawin dan kasih yang dibalik menjadi winka dan sihka menjadikan makna yang berbeda pula yaitu sebagaimana menurut Rachmat Djoko Pradopo “Bila kata itu utuh, sempurna seperti aslinya, maka arti dan maknanya sempurna. Bila kata-kata dibalik, maka maknanya pun terbalik, berlawanan dengan kata aslinya.” Berarti dalam puisi sutardji “Tragedi Winka dan Sihka” yaitu terdapat kata kawin dalam kamus besar bahasa indonesia yang berarti membentuk keluarga dng lawan jenis; bersuami atau beristri; menikah yang mengandung makna kebahagiaan, sedangkan kata kawin dibalik menjadi winka memiliki arti yang berlawanan dengan kawin yaitu kesengsaraan dan perceraian sedangkan kata kasih berarti perasaan sayang dan cinta, kata kasih dibalik menjadi sihka yang menurut Rachmat Djoko Pradopo jika kata tersebut dibalik maka maknanya pun berbalik pula, yaitu kata sihka yang mempunyai makna kebencian lawan dari kata kasih. Bila kawin dan kasih menjadi winka dan sihka, maka itulah tragedi nyata yang terdapat dalam kehidupan sesuai dengan judul puisi ini yaitu “Tragedi Winka dan Sihka”. Dalam puisi sutardji ini selain kata-katanya yang dibalik terdapat pula kata kawin dan kasih yang dipenggal menjadi dua suku kata yaitu kata ka-, win-, ka-, sih-. Kata kawin dipenggal menjadi dua suku kata, ka-win yang berarti perkawinan yang diliputi kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, sedangkan sutardji juga sengaja memenggal kata kasih menjadi ka-, sih-, yang berarti perasaan sayang dan cinta menjadi kebalikan seperti makna dari sihka yaitu kebencian, pemenggalan kata dan pembalikkan kata yang berarti sudah menjadi tidak utuh lagi dan tidak saling menyayangi dan mencintai lagi dalam perkawinan, hal tersebut sering terjadi dalam kehidupan nyata melalui puisi sutardji “Tragedi Winka dan Sinka”. Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh hal itu memberi sugesti bahwa dalam kehidupan periode entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu berjalan masih penuh kebahagiaan, setelah itu puisi tersebut terjadi terjadi pembalikan kata dan pemenggalan kata sehingga tidak menjadi utuh lagi sesuai dengan makna puisi tersebut. Puisi ini merupakan puisi sutardji yang salah satu bentuknya tidak beraturan, Tipografi sajak tersebut berdasarkan konteks strukturnya beberapa kata terdapat makna sebagai pengalaman hidup yang tidak menyenangkan sebagaimana kata kawin dan kasih tersebut dipenggal dan dibalik sehingga mempengaruhi makna yang berlawanan dan pemenggalan kata mengandung arti pemisahan-pemisahan makna yang tidak menjadi utuh lagi dalam arti perkawinan dan kasih pada puisi sutardji tersebut, dalam puisi ini digambarkan sebagai susunan kata yang berbentuk zigzag, berbelok-belok tajam yang mengandung arti perkawinan yang semula mengalami kebahagiaan, saling mengasihi, menyayangi dan mencintai namun seiring berjalannya waktu pernikahan tersebut mengalami keadaan yang berliku-liku sesuai dengan tipografi puisi ini yaitu pernikahan tersebut sudah mulai berbahaya dan pada akhirnya menimbulkan peristiwa yang menyedihkan dalam hidup seperti kata yang terkandung dalam judul puisi yaitu tragedi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar