A.
Pengertian
Prosa
Kata prosa berasal dari bahasa Latin
"Prosa" yang artinya "terus terang". Prosa adalah suatu
jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti
leksikalnya. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu
fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.[1]
Definisi Prosa,
dalam tradisi sastra Melayu lama, prosa merupakan seluruh hasil karya sastra
lisan dan tulisan yang panjang, baik yang berbentuk cerita ataupun bukan
cerita, dengan bahasa Melayu sebagai medium. Dari tradisi lisan, muncul tiga
genre prosa yang sangat populer di kalangan masyarakat Melayu yaitu: cerita
mitos, legenda dan dongeng. Sedangkan dari tradisi tulisan, muncul prosa genre
cerita (narasi) dan bukan cerita.
Prosa tulis yang
berbentuk cerita di antaranya hikayat, epik, sastra panji, sastra sejarah dan
sastra agama; sementara prosa tulis yang bukan cerita, di antaranya prosa
tentang undang-undang, kitab dan ilmu tradisional. Dalam prosa, bahasa dipahami
dalam pengertian denotatif, sesuai dengan makna leksikalnya. Oleh sebab itu,
prosa seringkali dipertentangkan dengan puisi.[2] Jadi, prosa merupakan
karya sastra dalam bentuk bahasa yang terurai tidak terikat oleh rima, ritma,
jumlah baris dan sebagainya.
B.
Unsur-unsur
Prosa
Adapun unsur-unsur instrik dalam
prosa:
1. Tema
adalah tentang apa prosa tersebut berbicara
2. Amanat
atau pesan yaitu nasehat yang hendak disampaikan kepada pembaca
3. Plot
atau alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita
4. Perwatakan
atau karakteristik atau penokohan adalah cara-cara pengarang menggambarkan
watak pelaku.
5. Sudut
pandang adalah cara pengarang menempatkan diri, yaitu: Sudut pandang orang
pertama adalah pengarang sebagai pelaku Sudut pandang orang ketiga adalah
pengarang tidak menjadi pelaku
6. Latar
atau setting adalah gambaran atau keterangan mengenai tempat, waktu, situasi
atau suasana berlangsungnya peristiwa
7. Gaya
bahasa adalah corak pemakaian bahasa.[3]
C.
Jenis-Jenis
Prosa
Secara umum, ada beberapa ciri lain
yang menonjol pada prosa lama tersebut antara lain:
1. Deskripsi
yang jelas dan panjang mengenai hal-hal fantastis yang berpusat pada kehidupan
istana;
2. Banyak
unsur bahasa asing sebagai akibat dari pengaruh agama Hindu dan Islam;
3. Tanggal
dan nama pengarang tidak tertulis;
4. Khusus
prosa narasi yang mendapat pengaruh Islam, biasanya dimulai dengan kalimat,
kata sahibul hikayat atau konon kabarnya. Dalam portal ini, berbagai jenis
prosa dan contoh-contohnya diuraikan secara rinci dan sistematis. Cerita Pendek.
Novel. Novel Teenlit.[4]
Prosa juga dibagi dalam dua bagian,
yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat lama Indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat.
Prosa
Lama
Prosa lama terbagi atas:
1. Bidal.
Bidal adalah cara berbicara dengan menggunakan bahasa kias. Bidal terdiri dari
beberapa macam, diantaranya:
a. Pepatah
b. Tamsil
c. Kiasan
d. Perumpamaan
e. Pemeo
2. Hikayat.
Hikayat berasal dari India dan Arab, yaitu bentuk sastra lama yang berisikan
cerita kehidupan para dewi, peri, pangeran,putri kerajaan, serta raja-raja yang
memiliki kekuatan gaib.kesaktian dan kekuatan luar biasa yang dimiliki
seseorang, yang diceritakan dalam hikayat kadang tidak masuk akal. Namun dalam
hikayat banyak mengambil tokoh-tokoh dalam sejarah. Contoh: Hikayat Hang Tuah
3. Dongeng.
Bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa dengan
penuh khayalan. Fungsi dongeng hanyalah sebagai penghibur hati saja atau
pelipur lara. Itulah sebabnya dongeng disebut juga cerita pelipur lara.
4. Kisah.
Karya sastra lama yang berisikan cerita tentang cerita perjalanan atau
pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain Prosa baru adalah karangan
prosa yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat.
Di antara contoh prosa lama adalah
Hikayat Bayan Budiman; Bustan al-Salatin; Hikayat Hang Tuah; Hikayat Misa
Jayeng Kusuma;Kitab Hadiqah al-Azhar wa al-Rayyahin; dan Hikayat Nur Muhammad.
Prosa lama biasanya dicirikan dengan kesukaan pengarang untuk menggambarkan
kehidupan masyarakat di saat prosa itu dikarang.
Prosa
Baru
Bentuk-bentuk prosa baru adalah
sebagai berikut:
1. Roman,
adalah bentuk prosa baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan
segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari
masa kanak-kanak sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman
mengungkap adat atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan
menyeluruh, alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan).
2. Novel,
berasal dari Italia yaitu novella ‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang
melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan
lebih panjang dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh
Pramoedya Ananta Toer.
3. Cerpen,
adalah bentuk prosa baru yang menceritakam sebagian kecil dari kehidupan
pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik
atau pertikaian, akan telapi hat itu tidak menyebabkan perubahan nasib
pelakunya.
4. Riwayat
(biografi), adalah suatu karangan prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup
pengarang sendiri (otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain
sejak kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
5. Kritik,
adalah karya yang menguraikan pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan
memberi alasan-alasan tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang
sifatnya objektif dan menghakimi.
6. Resensi,
adalah pembicaraan / pertimbangan / ulasan suatu karya (buku, film, drama,
dll.). Isinya bersifat memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari
ebrbagai aspek seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga
disertai dengan penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut
dibaca atau dinikmati.
7. Esai,
adalah ulasan / kupasan suatu masalah secara sepintas lalu berdasarkan
pandangan pribadi penulisnya. Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan,
renungan, ataupun komentar tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik,
pementasan drama, film, dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat
sangat subjektif atau sangat pribadi.[5]
Perbedaan antara prosa lama dan
baru adalah sebagai berikut : Prosa lama Statis, lamban perubahannya Istana
Sentris, bersifat kerajaan Bersifat fantastis, bentuknya hikayat, dongeng Di
pengaruhi sastra Hindu dan Arab Tidak ada pengarang atau anonim Prosa baru
Dinamis, perubahannya cepat Rakyat Sentris, mengambil bahan dari rakyat sekitar
Realistis, bentuknya roman, novel, cerpen, drama, kisah, dsb. Di pengaruhi
sastra Barat Nama pencipta selalu dicantumkan.
D.
Fungsi
Prosa
Dalam prosa, ada beberapa fungsi
diantaranya:
1. Fungsi
moral, yaitu melalui prosa dapat dipahami suatu nilai-nilai yang baik dan
buruk.
2. Fungsi
didaktif, prosa memiliki nilai pembelajaran bagi pembacanya, artinya
prosa dapat dijadikan objek pembelajaran untuk dapat dipahami dan dikaji
ataupun diterapkan nilai-nilainya pada kehidupan yang sebenarnya.
3. Fungsi
budaya, prosa merupakan hasil cipta, karya, dan karsa seseorang yang
berperan dalam pelestarian dan pengembangan hasil hasil cipta manusia.
4. Fungsi
hiburan, prosa memberikan keindahan bagi penggiat prosa karena memiliki nilai
estetika yang meliputi keselarasan, keserasian, dan keseimbangan Hakikat prosa
merupakan suatu karangan cerita memiliki unsur intrinsik tema, alur, penokohan,
amanat, setting, sudut pandang mamiliki unsur ekstrinsik, yaitu meliputi nilai
moral, nilai agama, nilai sosial, nilai budaya, nilai ekonomi.[6]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar