Cari Blog Ini

Minggu, 28 April 2019

PENTINGNYA PROSES DAN KEMAMPUAN MENYIMAK


                     PENTINGNYA PROSES DAN KEMAMPUAN MENYIMAK

Menyimak serta kemampuan dalam menyimak berperan sangat penting dalam proses berbahasa. Menyimak mempengaruhi kemampuan berbahasa seseorang, contoh kasus  misalnya ketika seorang ibu mengajarkan berbicara anaknya, si ibu mulai mengajarkan anaknya dengan menuturkan kata-kata, lalu si anak mulai mendengarkan dan lama-kelamaan si anak dapat mengucapkan kata-kata tersebut. Dan ketika seorang siswa mulai membaca terkadang pelafalan siswa tersebut salah, kemudian gurunya melafalkan kata tersebut dengan benar sehingga siswanya dapat mengucapkan dengan benar kata tersebut. Oleh karena itu, menyimak  yang merupakan tahap awal dalam proses berbahasa, menjadi sangat penting kiranya dibahas, dipelajari, serta diterapkan, karena dapat meningkatkan kemampuan  berbahasa kita.

Proses menyimak
Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat pada objek yang di simak (panduan bahasa dan sastra Indonesia, Natasasmita Hanapi, Drs. ; 1995: 18).
Menyimak dapat didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksi atas makna yang terkandung
dalam bahan simakan. (Djago Tarigan; 1991: 4).
Menurut Prof .DR. Henry Guntur Tarigan. Terdapat beberapa tahapan menyimak yaitu      :
1.Tahap mendengar              :
Pada tahap ini kita baru bisa mendengar segala hal dari pembicara dalam ujaran atas pembicaraan.
2. Tahap memahami             :
Setelah kita memahami proses pendengaran tentu kita menginginkan adanya pemahaman untuk mengerti isi dari pembicaraan yang di sampaikan oleh pembicara.
3. Tahap menginterprestasi  :
Proses menyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum bisa menerima jika ia hanya memahami dan mendengar saja, dia ingin mengerti atau menginterprestasikan apa yang ia pahami dan ia dengar.
4. Tahap mengevaluasi         :
Setelah memahami serta dapat menafsirkan isi pembicaraan,penyimak mulai menilai pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.
5. Tahap menanggapi.          :

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan,  dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Demikianlah tahap-tahap yang dilalui seorang penyimak secara seksama dalam proses menyimak. 

Tahapan Proses Mendengarkan dan Menjelaskan

Menurut Luka Malgaj
Tahapan proses mendengarkan ada enam yaitu :
1. Mendengar
Mendengar adalah proses penangkapan dari gelombang suara atau bunyi-bunyi. Sebaiknya kita mendengar hal-hal yang semestinya kita dengar.
2. Memperhatikan
Memperhatikan  adalah syarat  penting untuk mendengarkan secara efektif. Hal-hal yang dapat menstimulasi perhatian kita diantaranya dengan cahaya terang dan suara yang jelas.
3. Memahami
Memahami adalah proses selanjutnya setelah mendengar dan memperhatikan. Dalam hal ini pendengar harus memahami maksud dari pembicara.
 4. Mengingat
Mengingat  adalah proses  penting  setelah tahapan-hapan sebelumnya karena pesan yang diterima tidak hanya diinterpretasikan tetapi perlu juga dimasukkan kedalam ingatan atau pikiran pendengar.
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi  adalah tahap ketika pendengar aktif berpartisipasi, pendengar yang aktif akan menilai kekurangan atau kelebihan pembicara.
6. Menanggapi
Menanggapi pada tahap ini merupakan isyarat bahwa pesan yang disampaikan pembicara sudah di terima dengan baik oleh pendengar.


KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA
Tujuan utama pengajaran bahasa ialah agar para siswa terampil berbahasa, dalam pengertian terampil berbahasa, dalam pengertian terampil menyimak, terampil berbicara, terampil membaca, dan terampil menulis (tarigan,1985 : 1).
Taman kanak-kanak (4 ½ sampai 6 tahun)
         Menyimak pada teman sebaya dalam kelompok bermain.
         Mengembangkan waktu perhatian yang amat panjang terhadap cerita atau dongeng.
         Dapat mengingat petunjuk dan pesan yang sederhana.
Kelas satu ( 5 ½ sampai 7 tahun)
         Menyimak untuk menjelaskan atau menjernihkan pkiran atau untuk mendapatkan jawaban bagi pertanyaan.
         Dapat mengulang secara tepat sesuatu yang telah didengarnya.
         Meyimak bunyi tertentu pada kata dan lingkungan.
Kelas dua (6  1/2 sampai 8 tahun)
         Menyimak dengan kemampuan memilih yang mengikat
         Membuat saran-saran,usul dan mengemukakan pertanyaan untuk     mengecek pengertiannya.
Kelas tiga dan empat (7 ½ sampai 10 tahun)
         Sungguh sadar akan nilai menyimak sebagai suatu sumber informasi dan sumber kesenangan.
         Menyimak pada laporan orang lain.
         Memperlihatkan ke angkuhan dengan kata atau ekspresi yang mereka kurang pahami.
Kelas lima dan enam ( 9 1/2 sampai 12 tahun)
         Menyimak secara kritis terhadap kekeliruan,kesalahan,propaganda dan petunjuk yang keliru.
         Menyimak pada aneka ragam cerita puisi,rima kata dan memperoleh kesenangan dalam menemui tipe-tipe baru.
         Demikianlah telah kita utarakan kemampuan menyimak anak taman kanak-kanak dan sekolah dasar secara sepintas menurut penelitian di amerika serikat. Walaupun berangkat seluruhnya tidak mungkin sesuai dengan para siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar di negeri kita,sebagai pedoman dan bahan bandingan pasti ada manfaat bagi kita.
Kita mengetahui bahwa anak yang telah meninggalkan taman kanak-kanak telah dimodali oleh permulaan sedikit keterampilan.di antara itu maka terdapat hal yang sangat berkaitan dengan keterampilan berbahasa dan khusus mengenal kemampuan menyimak       :
         Anak-anak akan mampu menyimak dengan baik bila suatu cerita di bacakan dengan nyaring.
         Anak akan senang dan mampu menyimak dengan baik bila seorang pembicara menceritakan suatu pengalaman nyata.
         Anak dapat menyimak bunyi dan nada-nada yang berbeda, terlebih jika sang pembicara melakukannya dengan sangat jelas.
         Anak mampu menyimak persamaan dan perbedaan yang tedapat dalam ujaran.
         Anak mampu dan senang menyimak ritme dan rima dalam suatu pembacaan puisi atau drama.
         Anak mampu menyimak dan menangkap ide yang terdapat dalam ujaran atau pembicaraan.


Sesunguhnya proses menyimak itu merupakan suatu proses yang didalamnya memiliki tahapan-tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut saling mempengaruhi dalam proses dan memahami yang kita simak. Setiap siswa juga harus memahami betul hal-hal apa saja yang harus dipahami melalui tahapan-tahapan dalam proses menyimak, yang nantinya dapat membuat proses menyimak berjalan dengan efektif dan aktif.
Sedangkan kemampuan menyimak bagi siswa, memiliki tingkatan kemampuan yang berbeda-beda. Karena sesungguhnya memang usia seorang anak dapat mempengaruhi pola pikir dan juga perkembangan pikirannya. Pola pikir mempengaruhi pula kemampuan anak setiap anak dalam menyimak. Bagi seorang anak yang tengah mengalami proses perkembangan dalam dirinya,biasanya anak tersebut menarik dan mudah diingat. Contohnya anak-anak pada tingkat TK, anak tersebut lebih paham dalam menyimak jika kita menggunakan metode bunyi atau suara. Contonya ialah, hal-hal baru yang harus dipahami dan dimengerti, dapat kita berikan dalam bentuk nyanyian. Tetapi berbeda halnya dengan kemampuan menyimak bagi siswa SD pada tingkatan kelas, metode yang digunakanpun harus disesuaikan dengan tingkatan kelas masing-masing siswa. Maka tugas kita sebagai seorang guru haruslah menjadi seorang guru yang kreatif dan inovatif dalan menyampaikan materi-materi kepada para siswa dan juga harus mampu menyesuaikan dengan kemampuan menyimak para siswa.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar